
Bagi para pemilik Siberian Husky... berilah secara rutin obat cacing kepada anjing kesayangan anda... max tiga bulan sekali bisa menggunakan obat cacing combantrin Pirantel pamoat dengan dosis 1/2 sendok ( 2 hari bertutut turut sehari satu kali supaya cacing bisa keluar melalui anus bersamaan buang air besar ) kami mengambil keterangan jenis cacing dari website
Toxocara canis
Cacing Toxocara canis, Toxocara leonina, dan Toxocara cati terdapat hampir di seluruh dunia. Ketiga spesies tersebut sangat sulit dihapuskan dari suatu dari daerah yang tertular, dikarenakan kulit telur kedua (lapisluarnya) tebal. Telur tersebut dapat bertahan selama bertahun-tahun (Subronto, 2006).
Tubuh Toxocara canis kuat dan berwarna keputihan, dengan sayap vertical yang panjang, sempit dan agak mirip pisau. Cacing jantan panjangnya mencapai 4-10 cm dan berdiameter 2,0-2,5 mm, dengan spikulum tidak sama besar, membengkok, bersayap dan panjangnya 750-1300 mikron. Betinanya 5-18 cm dan berdiameter 2,5-3,0mm, dengan telur agak bulat berukuran 85-90×75 mikron dengan dinding yang tebal dan berbintik-bintik halus (Levine,1994). Anjing dan kucing merupakan reservoir untuk Toxocara canis dan Toxocara cati.
Untuk anjing dan kucing terinfeksi melalui migrasi transplacenta dan migrasi trans mammaria. Telur cacing dapat ditemukan pada kotoran pada saat anak anjing dan anak kucing sudah berusia 3 minggu. Infeksi pada anjing betina bisa berakhir dengan sendirinya atau tetap (dormant) pada saat anjing menjadi dewasa. Pada saat anjing bunting larva Toxocara canis menjadi aktif dan menginfeksi fetus melalui placenta dan menginfeksi anak mereka yang baru lahir melalui susu mereka.
Pada kucing, kucing jantan dan kucing betina sama-sama rentan terhadap infeksi, tidak ada perbedaan nyata; namun kucing dewasa lebih rentan daripada kucing yang lebih muda (Nurcahyo, 2008).
Patogenesis
Infeksi cacing yang berat menyebabkan gangguan usus, yang antara lain di tandai dengan sakit perut (kolik), obstruksi usus baik partial maupun total, salam keadaan ekstrim terjadi perforasi usus hingga tampak gejala peritonitis. Adanya banyak cacing banyak menyebablan penururnan bahan makanan yang diserap hingga terjadi hipoalbuminea, yang selanjutnya menyebabkan kekurusan dengan busung perut (asites). Perut pada anjing muda jelas memperlihatkan pembesaran dan tampak menggantung (potbellied) (Subronto, 2006).
Pengaruh Toxocara canis tergantung dari umur anjing dan umur serta lokasi cacing. Anjing atau kucing tua jarang jarang terkena sampai serius tetapi anak anjing yang terkena biasanya dapat mengalami kematian (Levine, 1994).
Gejalaklinis
Secara umum telihat gejala kelemahan. Hal tersebut juga terutama disebabkan oleh anemia yang diderita. Ekspresi muka tampa sayu, mata berair dan mukaosa mata maupun mulut tampak pucat. Migrasi larva juga menyebabkan batuk, dispnoea, dan adanya radang paru ringan. Gejala anoreksia juga sangat mencolok. Rasa nausea terlihat bila lambung juga mengalami iritasi oleh cacing, yang kadang keluar bersamaan dengan saat batuk atau muntah (Subronto, 2006)
Diagnosis
Untuk hewan dewasa diagnosis dapat diakukan berdasarkan pada pemeriksaan feses dengan di temukannnya telur pada feses (Subronto, 2006).
Terapi
Agar dapat dengan tuntas membasmi cacing, diperlukan pengetahuan mengenai siklus hidup cacing dan cara obat cacing bekerja (Anonimous3, 2008). Pengobatan pada toxocara dapat dilakukan dengan Pyrantel, Drontal cat, Piperazine (Anonimous1, 2008, dan Subronto, 2006)
———————————————————-
Daftar Pustaka
Nurcahyo, 2007. Toksokariasis. http://www.indonesiaindonesia.com/f/11486-toksokariasis/?t-11486.html
Print This!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagaimana Komentar Anda?